PELATIHAN
JENIS-JENIS PELATIHAN
Pelatihan merupakan sub sistem manajemen ketenagakarjaan yang berkanaan dengan pembinaan diklat tenaga kerja. Secara operasional dapat dirumuskan, bahwa pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenagakarja yang dilakukan oleh tenaga karja profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitasan dan produktivitas dalam suatu organisasi.
Manajer yang efektif menyadari bahwa pelatihan adalah suatu proses yang berjalan terus-menerus, dan bukan suatu kegiatan sekali tembak. Masalah baru, alat baru, pengetahuan baru, dan pekerjaan baru selalu menciptakan kebutuhan akan pelajaran baru bagi karyawan. Disamping sekolah, perguruan tinggi dan militer, industri merupakan lembaga pendidikan terbesar ketiga di Amerika Serikat. Tiap tahun, perusahaan mengeluarkan berjuta-juta dollar untuk pelatihan, dan jumlah anggaran belanja tahunan semua perusahaan mungkin sampai bermilyaran dollar.
Berdasarkan jenis pekerjaan dapat ditentukan oleh jenis pelatihannya, jenis-jenis pelatihan ini sangat penting dalam tumbuh kembang suatu organisasi atau perusahaan. Berikut ini adalah jenis-jenis pelatihan di antaranya adalah :
1. Pelatihan Induksi
Pelatihan induksi bertujuan untuk membantu tenaga kerja baru untuk melaksanakan pekerjaannya lalu diberikanna informasi selengkapya tentang seluk beluk organisasi yang bersangkutan. Perusahaan yang maju sudah lama menyadari perlunya mamperkenalkan sebaik-baiknya para karyawan baru kepada pekerjaan mereka. Perusahaan tidak hanya membiasakan orang-orang baru dengan tugas yang harus mereka laksanakan, tetapi mereka juga diberikan infomasi mengenai peraturan perusahaan dan kebijakan personalia, di perkenalkan kepada rekan sekerja, dan diberian gambaran bagaimana perkerjaan mereka menjadi bagian dari seluruh operasi. Pelatihan induksi yang sebaik-baiknya bias menghindarkan karyawan belajar metode dan prosedur yang tidak tepat, kemudian harus melupakanya lagi.
2. Pelatihan Teknik dan Konsep Baru
Dalam masyarakat kita yang dinamis ini, kebanyakan pekerjaan selalu berubah. Bahkan para professional yang terlatih seperti dokter dan ahli fisika mendapatkan bahwa mereka kadangkala harus mengambil kursus baru untuk memeriksa perubahan yang relevan dalam bidang mereka. Alat dan produk baru mengharuskan para peserta pelatihan untuk memperbaharui keterampilan mereka dan menjaga terhadap stagnasi. Jadi, memonitori terus-menerus pekerjaan yang sedang dilakukan, keterampilan yang dibutuhkan, dan alat yang dipergunakanmengungkapkan perubahan-perubahan yang memerlukan pelatihan baru. Suatu masalah utama ialah berapa banyak yang harus dilakukan oleh organisasi untuk membina pengetahuan dan keterampilan karyawanya agar tetap mengikuti perkembangan baru, dan berapa banyak orang harus berbuat untuk dirinya sendiri.
3. Pelatihan Perbaikan
Batas sempit memisahkan pelatihan perbaikan dari belajar teknik baru (dan batas ini terutama sempit sekali dalam hal para professional). Jika keterampilan menjadi karatan (atau pertama-tama dipelajari dengan tidak mantap) dapat dihasilkan suatu persoalan. Jadi pelatihan bukan suatu proses satu langkah, tetapi merupakan tanggungjawab manajerial secara terus-menerus.
Sebagai suatu alternatif bagi pelatihan perbaikan untuk perorangan tertentu, beberapa perusahaan memberikan kursus penegar secara teratur dalam bidang-bidang keamanan, metode kerja, dan rumah tangga. Kebiasaan ini menghindarkan penyorotan pekerja kurang baik dan dapat menghadang kecenderungan para pekerja untuk tergelicir ke dalam jalan memintas.
4. Pelatihan Untuk Membantu Karyawan Terlantar
Manajemen dengan pandangan jauh berpendirian bahwa jika karyawan menjadi terlantar karena teknologi daru, manajemen mempunyai tanggungjawab untuk melatih mereka kembali, sehingga mereka dapat mempertahankan pendapattan dan kedudukan mereka.
Di antara masalah khusus yang dihadapi dalam program semacam itu adalah umur dan pendidikan terlebihdahulu dari karyawan yang terlantar. Terutama dalam perusahaan dimana alat yang diautomatisasikan menggantikan buruh kasar, pekerja itu mungkin dihalangi oleh pelatihan kurang dalam berhitung, bahasa Inggris, dan sebagainya. Jadi persiapan sebelum pelatihan itu perlu.
5. Pelatihan Untuk Kenaikan Pangkat
Pelatihan efektifbisaembantu orang dalam menaiki tangga promosi ke pekerjaan yang lebih baik dan lebih bertanggungjawab. Penyusunan runtun pekerjaan juga memungkinkan mereka untuk belajar, terutama melalui pengamatan, beberapa keterampilan dari kedudukan yang lebih tinggi, selama mereka mengerjakan pekerjaan mereka sekarang
Sejumlah perusahaan telah mengadakan sekolah intern, yang memberikan sederetan kursus yang relevan dengan pengembangan diri nya. Fungsi utama program semacam itu ialah untuk memberikan peluang kepada orang-orang yang bermotivasi tinggi guna mendapatkan kedudukan yang lebih bertanggungjawab dengan gajih yang lebih tinggi.
6. Magang
Organisasi yang mempekerjakan ahli-ahli tarampil seperti masinis, pekerja bangunan, atau pekerja percetakan mungkin mengadakan program magang secara resmi. Di sini, pelatihan dalam pekerjaan dibimbing oleh para pekerja terampil yang sudah pernah magang, dilengkapi dengan pelajaran di kelas. Serikat sekerja yang mewakili ahli tenaga terampil mempunyai perhatian besar dalam program ini. Kadangkala, serikat sekerja membatasi jumlah orang yang dilatih, sehingga dapat menghindari persaingan dalam memperoleh peluang pekerjaan.
Program semacam ini lebih umum di Eropa, di mana macam-macam pekerjaan yang jauh lebih luas (seperti karja hotel dan kantor) mempunyai waktu yang resmi, dan satu dari lima orang mudah ikut serta. Setelah praktek dengan pengawasan untuk beberapa tahun yang jumlahnya ditentukan, mereka boleh menempuh ujian untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat.
7. Melatih Orang yang Kurang Beruntung
Perusaaan mempunya peran penting untuk membantu mereka yang kurang beruntung dalam mengemangan keterampilan pasar tenaga yang berguna dan diayar dengan baik. Walaupun diskrminas terhadap orang cacat adalah terlarang, namun para majikan mempunyai tanggung jawab untuk melangkah lebih jauh. Pemerintah memberikan perangsang keungan kepada perusahaan untuk mengadakan pelatihan dalam pekerjaan bagi para pekerja yang kurang beruntung, yang tidak mempunyai pengalaman dan keterampilan. Sasaran bantuan ini ialah membantu mareka yang kurang beruntung untuk memenuhi syarat pekerjaan pertama yang sangat penting itu dan, dalam beberapa hal, memenuhi syarat untuk terus dipekerjakan dalam organisasi yang melatih mereka.
KESIMPULAN
Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenagakarja yang dilakukan oleh tenaga karja profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitasan dan produktivitas dalam suatu organisasi.
Berdasarkan jenis pekerjaan dapat ditentukan oleh jenis pelatihannya, jenis-jenis pelatihan ini sangat penting dalam tumbuh kembang suatu organisasi atau perusahaan. Berikut ini adalah jenis-jenis pelatihan di antaranya adalah :
1. Pelatihan Induksi
2. Pelatihan Teknik dan Konsep Baru
3. Pelatihan Perbaikan
4. Pelatihan Untuk Membantu Karyawan Terlantar
5. Pelatihan Untuk Kenaikan Pangkat
6. Magang
7. Melatih Orang yang Kurang Beruntung
Currently have 0 comments: