Perkembangan Manajemen Industri Media Massa Dan Elektronik
A. Pengertian media cetak dan elektronik
Manajemen industri atau biasa di sebut manajemen operasi, berkaitan dengan berbagai kegiatan produksi barang maupun jasa, merupakan hasil yang di peroleh di bawah pengawasan manajer operasi. Contoh dari manajer operasi adalah manajer pabrik. Manajer pabrik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap segala aktifitas pabrik dalam mencapai tujuan.
Manajer operasi industri tidak hanya bekerja pada industri manufaktur saja, tetapi banyak juga yang bekerja pada industry jasa. Contohnya adalah para manajer operasi pada departemen pemerintah (PARPOSTEL, DEPHUB), hotel, restoran,toko eceran, perbankan dan lain-lain. Mereka semua bertanggung jawab dalam mengkoordinasi dan menyediakan jasa pelayanan yang baik.
Secara sekilas terlihat bahwa operasi pada perusahaan jasa mempunyai kesamaan dengan operasi pada perusahan manufaktur, yang mana keduanya dapat dipandang sebagai proses transformasi .
Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar , foto, dan sebagainya.
Dalam pengertian ini, media cetak yang dipakai untuk memasang iklan adalah surat kabar dan majalah. Dalam media ini dikenal jenis iklan baris, iklan display, dan iklan advetorial. Iklan baris adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat. Umumnya hanya terdiri dari iklan lowongan pekerjaan, iklan penjualan rumah, mobil bekas, tanah, handphone, dan penawaran jasa tertentu. Iklan ini ukurannya kecil dan banyak mengandung singkatan tertentu .
Sedangkan Media elektronik mempunyai peranan yang besar dan luas sekali sebagai alat penyampaian informasi maupun sebagai alat komunikasi. Peranannya yang besar dan luas ini menempatkan posisinya begitu penting dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya. Bahkan dalam perkembangannya di Indonesia, media elektronik sudah bukan merupakan kebutuhan sekunder melainkan kebutuhan primer. TV dan radio hampir tersebar merata keseluruh nusantara, dipelosok pedesaan dan wilayah terpencil. Melalui kedua media ini, informasi dalam sekejap sudah merata dan diterima dalam waktu singkat.
Sisi lain dari peran media elektronik adalah efektif dan efisien, terutama dalam hal biaya, tenaga dan waktu. Seorang mubaligh cukup berbicara dai radio/ TV di Jakarta dalam waktu seketika informasi yang disampaikan sudah dapat dinikmati oleh sekian puluh juta orang. Begitu pula suatu ide atau gagasan yang hendak disampaikan kepada kelompok masyarakat tertentu bahkan yang jauh dipelosok, tidak diperlukan lagi biaya besar untuk mendatangi kelompok tersebut melainkan cukup disampaikan melalui media baik TV dan radio.
Dewasa ini, baik karena daya beli masyarakat yang semakin meningkat atau karena jumlahnya yang semakin banyak dengan harga lebih murah, maka hampir dapat dipastikan bahwa untuk memiliki alat elektronik akan lebih mudah. Bukan itu saja, dalam perkembangannya alat ini cenderung lebih praktis dan mudah untuk dibawa kemana-mana, juga efisien dalam hal waktu dan tempat. Melihat berbagai kelebihan dan karakteristik media elektronik maka dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, pilihan masyarakat akan tetap beralih bahkan bargantung kepada media informasi dan komunikasi. Informasi apa yang diperlukan dan dengan siapa akan berkomunikasi. Seorang petani mungkin tidak tertarik terhadap informasi melalui warta berita, tetapi ia akan tertarik pada informasi-informasi pertanian, iklan tentang produk-produk alat pertanian dan lain sebagainya.
Oleh karena itu selain peranan sebagaimana telah dijelaskan, maka media elektronik juga berperan sebagai propaganda dan edukatif. Hal ini sangat erat hubungannya dengan bagaimana cara menyampaikan informasi tersebut. Bukan saja dalam hal materi/isi melainkan juga metode, penampilan dan atau suara. Mungkin saja informasi yang akan disampaikan itu penting tetapi karena tidak menarik, orang tidak memperhatikan bahkan tidak mau mendengar sama sekali atau sebaliknya informasi tertentu dan tidak terlalu penting tetapi justru disampaikan dengan materi yang baik, metode yang tepat, suara yang enak didengar atau penampilan yang rapi orang lantas tekun mendengarnya.
Peranan lain dari elektronika, yaitu secara Pshycologis mempengaruhi sikap mental dan perbuatan seseorang, juga dampaknya akan semakin besar terhadap menyebaran nilai-nilai baru dan goyahnya nilai-nilai yang selama ini dianggap baku terhadap nilai-nilai agama. Baik karena terpengaruh maupun dalam pengertian ikut-ikutan atau dalam pengertian positif yakni bernilai pendidikan .
B. Perkembangan media cetak dan elektronik
Perusahaan Media Masa baik cetak dan elektronik pada prinsipnya merupakan industri yang bergerak di dalam bidang informasi. Sebagai industri, maka sama halnya dengan industri-industri di bidang lain, media massa baik cetak maupun elektronik haruslah dikelola sesuai dengan asas-asas manajemen yang umum.
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip P.O.A.C. atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Prinsip manajemen ini banyak dianut oleh perusahaan media massa dewasa ini.
Apalabila P.O.A.C telah dilaksanakan maka kelangsungan hidup, laba, perluasan, prestasi, dan tanggung jawab sosial perusahaan media massa dapat dicapai. Mengapa harus dipikirkan tentang tanggung jawab sosial perusahaan media massa? Karena media massa adalah produk yang hadir, 100% untuk publik atau masyarakat semata-mata. Maka itu tanggung jawab sosial perusahaan media massa tidak berhenti saat menelurkan produk, tetapi sampai waktu produk itu direspon oleh publik-pun harus tetap diperhatikan secara kontinyu. Sebagai penyedia jasa informasi, kebutuhan informasi bagi masyarakat merupakan hal yang vital, karena menyangkut kepercayaan masyarakat secara keseluruhan.
Delapan Hal Pokok Saat Mulainya Produk Media Massa Menurut Suwidi Tono seorang praktisi dalam dunia media massa dalam bukunya: “Generasi Baru Wartawan dan Dunia Pers Indonesia“, terbitan Vision, Jakarta tahun 2003, menyatakan, proses awal dalam manajemen media massa yang paling menentukan adalah saat planning, karena planning mencakup 8 hal pokok yakni :
? Latar Belakang, atau tujuan dibuatnya produk mencakup latar belakang idealisme, latar belakang filososfi serta visi dan misi.
? Konsep Produk.
? Posisi Produk (Product Positioning).
? Strategi Pemasaran.
? Manajemen dan Kepemilikan (Ownership and Management).
? Aspek keuangan dan asumsi-asumsi keuangan dasar; mencakup prakiraan rugi-laba, dan keseimbangan neraca.
? Area Resiko (Risk Area).
? Jadwal dan Pembiayaan Pra-Operasional serta Pasca-Operasional.
Perkembangan media cetak dimulai pada saat sejak Johannes Guttenberg menemukan movable type. Selanjutnya pada tahun 1846, ditemukan rotary press yang menggunakan metode typesetting. Metode ini dapat menyusun huruf yang akan dicetak dengan baik sehingga menghasilkan hasil cetakan yang bagus pula. Rotary press menggunakan silinder putar yang mencetak kertas pada kedua sisi ketas. Kelebihan rotary press adalah perusahaan penerbitan dapat mencetak hingga ribuan eksemplar dalam waktu singkat. Lalu, ditemukan mesin linotype yang cara kerjanya hampir sama dengan mesin Guttenberg, tetapi proses kerjanya jauh lebih cepat.
Dan hingga akhirnya mesin cetak semakin berkembang. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya media cetak, hal ini juga menyebabkan isu-isu bermunculan . Isu media cetak yang sedang berkembang adalah mengenai Copyright Term Exstention Act of 1998, yang mewancanakan tentang perkembangan distribusi media cetak secara elektronik harus diikuti dengan perkembangan peraturan properti intelektuan yang baru. Selain itu, yang tak kalah penting adalah isu mengenai kebebasan berpendapat dan berekspresi. Tuntutan terhadap kebebasan ini sangat besar karena kebebasan berpendapat dan berekpresi merupakan hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia pasal 19. Akan tetapi, kebebasan tersebut tidak mutlak, tetap ada batasan etika yang harus diperhatikan.
Sedangkan perkembangan media elektronik seperti film, radio, televisi memiliki sejarah yang sangat berbeda ari media cetak. Sabagai produk revolusi industri dan teknologi, media elektronik muncul ketika alam demokrasi di AS sudah berkembang secara penuh dan urbanisasi sudah berlangsung lama, lengkap dengan berbagai persoalan yang dibawanya.
Karena itu, media elektronik sejak awal sudah bersifat demokratis, dan sejak awal pula khalayaknya adalah masyarakat luas secara keseluruhan, bukan kalangan tertentu saja. Dahulu, tidak seperti media cetak, media elektronik menuntut khalayaknya memberikan perhatian secara penuh karena apa yang disiarkannya tidak di ulang. Kita bisa membaca buku tentang plato sekarang, lalu meneruskannya sepuluh tahun kemudian. Kita tidak bisa menikmati siaran radio atau televisi separti itu. Namun, teknologi audio dan video kemudian mengubahnya, karena kita bisa merekam acara tertentu untuk kita nikmati pada saat kapan saja diluar saat acara itu disiarkan.
Pada dasarnya tontonan bergerak sudah lama. Namun tidak urung ketika film layar lebar mulai di tayangkan pada tahun 1894, tanggapan public begitu besar. Lalu berkembanglah sebuah bisnis besar melibatkan khalayak luas.pada tahun 1903 Edwin S.Potter membuat film pertama yang memiliki alur cerita. Peminat pun makin bertambah dan dua tahun kemudian tempat yang semula terpencil kini memiliki gedung kecil untuk memutar film. Gedung-gedung bioskop mulai bermunculan dikota-kota besar.
Dari waktu ke waktu mutu film semakin baik dan jumlah penonton terus bertambahsehingga akhirnya terciptalah kebiasaan menonton bioskopdiantara masyarakat luas. Seiring dengan tumbuhnya industry film, biaya pembuatan film kian mahal. Para bintang baru pun menuntut bayaran setinggi langit.
C. Persaingan Media cetak dan Media Elektronik
Media elektronik khususnya Televisi tidak menggangap adanya sebuah persaingan antara Media Cetak dan Media Elektronik, keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan juga memiliki konsumennya masing-masing, lebih jelasnya kedua media diatas memiliki para peminatnya masing-masing dalam mendapatkan informasi berita.
Latief Siregat menambahkan dalam pemaparannya bahwa media elektronik dan media cetak bukan dijadikan sebagai saingan tetapi dijadikan partner untuk menambah cakupan masyarakat dan mempromosikan berbagai acara-acara dan berita yang akan ditayangkan di televisi. Pendapat ini di sepakati oleh Gin gin, dimana media cetak tidak perlu khawatir dengan maraknya media elektronik saat ini, masih banyak masyarakat indonesia yang lebih memilih mendapatkan berita lewat media cetak.
Memang ada data yang menyebutkan bahwa media cetak terutama surat kabar menurun dari semula 5,1 juta eksemplar pada tahun 1997 menjadi 4,7 juta eksemplar pada saat ini. Data ini juga disepakati oleh Aripin Asydhad, dan menambahkan bahwa sekarang ini dunia pemberitaan mengistilahkan yang cepat mengalahkan yang lambat bukan yang besar mengalahkan yang kecil, dalam artian berita yang cepat sampai kepada khalayak itulah yang banyak diminati.
Maka, persaingan bukan hanya diantara media cetak dan media elektronik tetapi sekarang ini persaingannya dengan khalayak dari kedua media tersebut yang kini bertransformasi menjadi khalayak.
Currently have 0 comments: