Televisi Sebagai Obyek Study Ilmu Komunikasi
Televisi Sebagai Obyek Study Ilmu Komunikasi, Karakteristik , Kelebihan Dan Kekurangannya, Pengertian Dan Sejarah Televisi
setelah saya menulis tentang zakat nah selanjutnya tentang ilmu komunikasi.
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang di ketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Televisi merupakan obyek study ilmu komunikasi yang dapat melingkupi sebuah fenomena yang unik dalam kehidupan manusia. Keunikannya bukan hanya pada fenomena komunikasinya itu sendiri yang tampak sederhana tapi memiliki kompleksitas yang luar biasa, namun juga pada dimensi-dimensinya yang meliputinya yakni mencakup semua aspek kehidupan manusia baik psikologis, sosial, kultural, politik, ekonomi dan teknologi sehingga banyak pengertian yang dibuat mengenai komunikasi, tergantung dari perspektif yang digunakan dalam membangun pengertiannya itu.
Dengan berkembangnya cakupan kajian komunikasi, maka objek kajian komunikasi tidak lagi hanya terbatas pada masalah pers atau suratkabar yang dikenal dengan ilmu pers atau jurnalistik, atau yang menyangkut dengan media komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film, atau pernyataan umum (publisistik). Akan tetapi mencakup pada seluruh pernyataan antar manusia baik pernyataan langsung antar pribadi ataupun dengan menggunakan media. Dengan menggunakan model komunikasi yang diformulasikan oleh Harold D. Laswel, maka objek kajian komunikasi mencangkup :
• Kajian tentang penyampai pesan (sender)
• Kajian tentang isi pesan (message)
• Kajian tentang penerima pesan (receiver)
• Kajian tentang media penyampai pesan (media communication)
• Kajian tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan (effect of communication)
Karakteristik Televisi
Pada bagian ini, Anda akan diajak untuk memahami lebih jauh tentang media televisi, baik itu melalui karakteristik televisi sebagai media masa maupun karakteristik teknis dari televisi itu sendiri sebagai media elektronik serta sebagai media visual gerak.
Pemahaman tentang karakteristik ini dianggap penting, karena dalam karakteristik ini akan dibahas hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pengembang program televisi, baik itu sebagai penulis naskah maupun pelaksana produksi.
Bagi penulis naskah program televisi, ia akan dapat memilih materi yang cocok untuk ditelevisikan dan memaksimalkan potensi televisi sebagai media. Sedangkan bagi pelaksana produksi ia dapat mengatisipasi hal-hal yang menjadi keterbatasan televisi sebagai media, khususnya keterbatasan dari segi teknis. Oleh karena itu sekali lagi, dengan mengenal secara baik karakteristik media televisi akan membantu dalam mewujudkan suatu program televisi yang bermutu.
Karakteristik Televisi sebagai Media Massa
Berbeda dengan penonton film, penonton televisi mempunyai karakteristik yang agak unik, karena masing-masing mempunyai kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Selain itu penonton televisi (broadcast) tersebar dimana-mana. Walaupun waktu menontonnya sama tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi sata sama lain. Penonton televisi boleh dikatakan bebas, artinya ia menonton televisi bukan karena paksaan tetapi karena tertarik. Mungkin program yang ditayangkan sesuai dengan kebutuhannya, mungkin juga karena tidak ada hiburan lain. Namun demikian sebagai seorang (calon) pengembang program televisi, Anda harus menyadari sepenuhnya keaneka ragaman jenis dan sifat penonton ini, karena tidak mungkin kita dapat membuat program yang memenuhi kebutuhan semua khalayak. Untuk mengatasi keaneka ragaman tersebut, maka sebaiknya tentukanlah satu kelompok sasaran yang memiliki sifat, karakter, dan latar belakang yang sama. Bila Anda sudah menentukan sasaran yang jelas usahakanlah meraih perhatian mereka semaksimal mungkin melalui setiap gambar yang terlihat dan setiap suara yang terdengar. Atau dengan kata lain setiap gambar, setiap kata dan setiap bunyi yang kita bangun harus ada maksudnya dan mampu menarik perhatian penonton.
Kelebihan televisi :
1. Kesan realistik : audio visual
2. Masyarakat lebih tanggap : ditonton dalam suasana santai, rekreatif
3. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat
4. Terkait erat dengan media lain.
5. Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.
6. Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.
Kelemahan Televisi:
1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (untuk kepentingan pembidikan pangsa psar tertentu) sering sulit dilakukan
2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen)
3. Relatif mahal
4. Pembuatan iklan tv cukup lama
Sejarah Televisi
Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith (teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar.
Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird (1888-1946) dan Charles Francis Jenkins (1867- 1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)
Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin (1889-1982) dan Philo T. Farnsworth (1906-1971) berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv mekanik dan menggantinya dengan tv elektronik.
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff (1891-1971), Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
makasih gan buat informasinya semoga bermanfaat buat kita semua salam kenal aja dari aku